Seperti juga bisnis‑bisnis yang lain, bisnis di bidang teknologi informasi
juga bertujuan mendapatkan keuntungan yang sebesar‑besamya dari kegiatan yang dilakukan. Hal itu bisa dipahami karena tidak ada kegiatan bisnis yang tidak bertujuan mencari keuntungan. Namun, seialan dengan perkembangan teknologi yang begitu cepat dan perubahan yang terjadi seperti dalam hitungan “detik” maka tentunya tujuan sebuah perusahaan bisnis (teknologi informasi) tidak hanya memusatkan perhatian pada pencarian keuntungan yang sebesarbesarnya. Hal itu sejalan dengan hukum ekonomi yang mengatakan bahwa bisnis dilakukan untuk menjawab kebutuhan masyarakat. Ika kebutuhan masyarakat berubah maka orientasi bisnis pun bisa berubah. Hal itu. berarti pula bahwa sebuah bisnis yang berorientasi pada pencarian keuntungan yang sebesar‑besarnya, juga harus memperhatikan dinamika perkembangan yang ada pada masyarakat. Perusahaan tidak sekedar mempunyai tanggung jawab ekonomi, tetapi juga memiliki tanggung jawab sosial.
Berikut di bawah ini adalah beberapa hal yang merupakantantangan pelaksanaan etika bisnis dalam dunia bisnis teknologi informasi seiring dengan perubahan dan perkembangan yang sering kali te~adi secara revolusioner:
a. Tantangan inovasi dan perubahan yang cepat.
Mengingat perubahan yang begitu cepat dalam bidang teknologi informasi, sering kali perubahan yang terjadi memberikan “tekanart” bagi masyarakat atau perusahaan untuk mengikuti perubahan tersebut. Tidak jarang perusahaan harus melakukan investasi dan menanamkan modal untuk membeli peralatan‑peralatan baru demi mengikuti perubahantersebut. Sebagai contoh, muncuinya sistern operasi Windows XP yang memiliki stabilitas dan keandalan tinggi menuntut upgrading perangkat keras yang dimiliki oleh perusahaan karena sistern operasi tersebut hanya bisa, berjalan pada kornputer yang memiliki spesifikasi tinggi pula.Sementara itu, perusahaan yang melakukan investasi sering kali mengalami masalah karena ketidakcocokan antara keahlian tenaga kerja yang dimilikinya dengan yang dibi‑ituhkan teknologi baru tersebut. Perusahaan yang mencoba menolak perubahan teknologi tersebut biasanya mengalami ancarnan yang cukup besar sehingga memperkuat alasan untuk melakukan perubahan. Keuntungan ekonornis dari perubahan tersebut seing kali menjadi alasan pernbenaran mereka dalarn melakukan perubahan.Dampak inovasi dari perubahan tersebut kerap menimbulkan banyak masalah menyangkut tenaga keria dan sumber daya manusia, dibandingkan dengan manfaat pernbangunannya. Banyak tenaga kerja yang menganggap bahwa suatu perubahan dan inovasi akan mengecilkan kernarnpuan mereka dalarn melakukan suatu pekerjaan. Hal ini tentu saja akan mengubah kondisi pekerjaan dan mengurangi tingkat kepuasan kerja seseorang.
Untuk mengatasi masalah tersebut, perusahaan mempunyai tanggung jawab yang lebih besar untuk menyediakan lapangan kerja dan menciptakan tenaga kerja yang mampu bekerja dalarn masa perakhan. Termasuk di dalarnnya adalah mendukung, melatih, dan mengadakan sumber daya untuk menjamin orang‑orang yang belurn bekerja memiliki keahlian dan dapat bersaing untuk menghadapi dan mempercepat perubahan.
b. Tantangon pasor don pernasaran di era globalisasi.
Globalisasi menciptakan apa yang disebut lingkungan vertikal di mana setiap perusahaan diibaratkan sebagai pernain yang harus bertanding di atas tanah yang terus bergoyang. Tanah yang terus bergoyang, berarti pula sebuah ketidakpastian. Hal itu akan membuat pernanfaatan peluang usaha sernakin sulit dan kernungkinan gagal dalarn berbisnis akan sernakin besar.Persaingan yang ketat di era globalisasi tersebut menimbulkan banyak alasan bagi pelaku bisnis di bidang teknologi informasi untuk melakukan konsentrasi industri, misainya dengan meningkatkan kernarnpuan saing, memudahkan pemodalan sehingga sernboyan “ya’ng terkuat adalah yang menang” akan berlaku di dalarn persaingan tersebut.Selanjutnya, yang terkuat di dalarn persaingan pasar akan menjadi pernegang kunci permainan dan sering kali menimbulkan distorsi dari tujuan semula dari sebuah pernasaran. Monopoli adalah contoh yang paling ekstrim dari distorsi dalarn pasar tersebut. Penyalahgunaan kekuatan pasar dalarn bentuk monopoli merupakan perhatian klasik terhadap bagairnana pasar dan pernasaran dilaksanakan. Di bidang teknologi informasi, hal ini sudah mulai terlihat. Yang paling jelas adalah keberhasilan Microsoft dalarn menguasai sebaglan besar (kalau tidak bisa dikatakan seluruhnya) pernakai perangkat lunak di dunia. Kernampuan perusahaan nornor satu di bidang perangkat lunak tersebut dalam menguasai pasar sering kali menimbulkan pro dan kontra.Sebenarnya, banyak kritik diajukan pada aspek pernasaran, misalnya penyalahgunaan kekuatan pernbeli, promosi barang yang berbahaya, menyatakan nilai yang masih diragukan, atau
penyalahgunaan spesifilk lain, seperti Man yang berdampak buruk bagi anak‑anak.,.~’
Adalah sebuah tantangan bagi setiap pelaku bisnis untuk mengembangkan suasana persaingan yang sehat. Persaingan adalah “adrenalirV’ dari sebuah kegiatan bisnis. la menghasilkan dunia usaha yang dinamis clan terus berusaha menghasilkan yang terbak Namun, persaingan haruslah adil dengan aturan‑aturan yang jelas clan berlaku bagi semua orang. Memenangkan persaingan bukan berarti mematikan pesaing. Dengan demikian, persaingan harus diatur agar selalu ada, clan dilakukan di antara kekuatan‑kekuatan yang seimbang. Selanjutnya, untuk membawa ke arah persaingan sehat, diperlukan kelompok penekan untuk mengkritik tingkah laku perusahaan dalam bersaing. Pemerintah pun dapat menentukan persyaratan clan standar bagi perusahaan (dalam hal tertentu) ketika mereka melakukan promosi agar tidak menggunakan cara‑cara yang bisa merugikan pihak‑pihak lain.
c. Tantangan pergaulan internasional.
Sering tedadi bahwa perusahaan internasional mengambil tindakan yang tak dapat diterima secara lokal di suatu negara. Banyak pertanyaan mendasar bagi perusahaan multinasional, seperti kemungkinan masuknya nilai moral budayanya ke budaya masyarakat lain, atau kemungkinan tedadi esploitasi yang dilakukan perusahaan terhadap lubang‑lubang perundang‑undangan dalam sebuah negara demi kepentingan mereka.Dalam praktiknya, per,,,tsahaan internasional memengaruhi perkembangan ekonomi sosial masyarakat suatu negara.
Mereka dapat menyukseskan aspirasi negara atau justru malah menimbulkan frustrasi dengan menghambat tujuan nasional. Hal ini meningkatkan kewajiban bagi perorangan maupun industri untuk melaksanakan aturan kode etik secara internal maupun eksternal.
d. Tantangan pengembangon sikap dan tonggung jawab pribadi.
Perkembangan ilmu pengetahuan clan teknologi yang cepat, memberikan tantangan penegakan nilai‑nilai etika clan moral setiap individu guna mengendalikan kemajuan clan penerapan teknologi tersebut bagi kemanusiabn. Dunia etika adalah dunia filsafat, nilai, clan moral. Dunia bisnis adalah dunia keputusan clan tindakan. Etika bersifat abstrak clan berkenaan d engan persoalan baik clan buruk, sedangkan bisnis adalah konkret clan harus mewujudkan apa yang telah diputuskan. Hakikat moral adalah tidak merugikan orang lain. Artinya, moral senantiasa bersifat positif atau mencari kebaikan. Dengan demikian , sikap clan perbuatan dalam konteks etika bisnis yang dilakukan oleh semua yang terlibat, akan menghasilkan sesuatu yang baik atau positif, bagi yang menjalankannya maupun bagi yang lain. Sikap atau perbuatan seperti itu. dengan demikian tidak akan menghasilkan situasi “win‑lose”, melainkan situasi “win-win” bagi kedua belah pihak.
Sebenarnya, inti etika bisnis yang pantas dikembangkan oleh setiap individu adalah pengendalian. Dalarn hal ini, semua perlu menyadari bahwa keuntungan adalah motivasi bisnis. Yang ingin diatur oleh etika bisnis adalah bagaimana memperoleh keuntungan itu. Keuntungan yang dicapai dengan cara curang, tidak adil, clan bertentangan dengan nilainilai budaya clan martabat kemanusiaaan, tidaklah etis.
Etika bisnis juga “membatasi” besarnya keuntungan, sebatas tidak merugikan masyarakat. Kewajaran merupakan ukuran yang relatif, tetapi harus senantiasa diupayakan. Etika bisnis bisa mengatur bagaimana keuntungan digunakan. Meskipun merupakan hak, pengunaan keuntungan harus pula memperhatikan kebutuhan dan keadaan masyarakat sekitarnya.
e. Tantangan pengembangan sumber daya manusia.
Sebuah institusi bisnis, tidak hanya memiliki uang untuk kepentingan bisnis, tetapi juga sumber daya manusia yang berguna bagi pengembangan bisnis tersebut. Bisnis memiliki manajer yang berkompeten, tenaga keuangan yang profesional, tenaga ahli yang terampil, dan semua saling mendukung demi keberhasilan sebuah bisnis.Sebagai salah satu jenis bisnis yang tergolong baru, tentunya bisnis ini memiliki sumber daya manusia yang terbatas. Orientasi bisnis yang kurang tepat, terkadang mengeksploitasi sumber daya yang terbatas tersebut dan memanfaatkannya secara maksimal untuk mencari keuntungan. Namun, lebih dari itu bisnis diharapkan tidak sekedar mengeksploitasi sumber daya untuk kepentingan jangka pendek saja. Ia juga harus memeliharanya demi kepentingan masyarakat ke depan dan eksistensi bisnis jangka panjang. Sumber daya yang ada harus diberdayakan sekaligus dikembangkan agar dapat mengikuti perkembangan masyarakat dan teknologi yang selalu berubah.Kesimpulannya, bisnis memang berorientasi kepada keuntungan secara ekonomi. Namun, tanggung jawab dan kewajiban‑kewajiban
Sosial memiliki nilai yang tinggi pula untuk keberhasilan sebuah bisnis. Dengan tanggung jawab dan keterlibatan sosial maka akan tercipta citra positif dari bisnis di mata masyarakat. Dengan demikian, hal itu akan menguntungkan bagi eksistensi bisnis jangka panjang serta pengembangan bisnis di masa mendatang. Sebuah bisnis akan bertahan lama jika memperhatikan juga kepentingan sosial, baik konsumen, karyawan maupun mitra bisnisnya. Tanggung jawab sosial tersebut akan membuat perusahaan atau institusi bisnis menghindari tindakan‑tindakan yang mungkin merugikan masyarakat atau institusi bisnis lain hanya untuk mengejer keuntungan ekonomis semata.
thanks, artikel yang menarik
BalasHapus